Masa Islam di Indonesia

 Kapan Islam masuk ke Indonesia?


Pendapat pertama menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi.

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir.

Proses ini berlangsung pada abad-abad pertama Hijriah atau abad ke-7 Masehi. Hal ini berdasarkan bukti bahwa bangsa Indonesia sejak awal telah menganut mazhab Syafi'i yang sama dengan mazhab yang dianut di Mekkah.

Senada dengan pendapat Hamka, teori yang menyatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan oleh Anthony H. Johs. Menurutnya proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke kepulauan Indonesia.

Bukti lain tentang masuknya Islam pada abad ke-7 Masehi adalah catatan dari Dinasti Tang yang berjudul Hsin-tangsu (Sejarah Dinasti Tang) menyebutkan bahwa pada 674 Masehi telah ada permukiman pedagang Arab di Polu-shih (Barus, Pantai Barat Sumatera).


Pendapat kedua dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat. Ia mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia.

Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.

Tradisi tersebut antara lain adalah perayaan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi Tabot di Pariaman, Sumatera Barat dan Bengkulu.


Pendapat ketiga bahwa Islam masuk ke kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 Masehi.

Menurut Snouck Hurgronje para penyebar Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India). Pendapat senada dikemukakan oleh Mouquette (Ilmuan Belanda) yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13-14 Masehi.

Penentuan waktu itu berdasarkan tulisan pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 698 H atau 1297 M.

Mouquette melihat ada kesamaan batu nisan Malik al-Saleh dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat.

Bukti lain tentang masuknya Islam pada abad ke-13 M adalah catatan Marcopolo (pedagang Venesia) yang singgah di Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Cina pada tahun 1292. Disana disebutkan bahwa Perlak merupakan kota Islam.



Kondisi geografis sebagai jalur pelayaran dan perdagangan membuat wilayah Kepulauan Indonesia menjadi daerah pertemuan para pedagang yang tidak hanya orang-orang lokal, tetapi juga bangsa lain seperti Arab, Persia, Cina, dan India. Mereka berdagang sambil juga menyebarkan agama Islam.

Para pedagang tersebut biasanya bermukim atau bertempat tinggal sementara di daerah-daerah sekitar pelabuhan.

Hal ini disebabkan mereka harus menunggu perubahan angin pada bulan-bulan tertentu yang memungkinkan mereka kembali ke negeri asalnya.

Pada saat bermukim sementara inilah kemudian mereka menyebarkan agama Islam.


Selain berdagang, penyebaran Islam dilakukan melalui pernikahan. Para pedagang muslim yang menetap di sekitar pelabuhan banyak yang melakukan pernikahan dengan penduduk setempat.

Dari pernikahan ini terbentuklah ikatan kekerabatan yang besar antara pihak laki-laki dan keluarga pihak wanita.


Penyebaran Islam di Nusantara dilakukan juga melalui pendidikan. Para ulama dan guru-guru Islam mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Lembaga pendidikan Islam yang dikenal pada waktu itu adalah Surau, Dayah, dan Pesantren. Di tempat-tempat inilah para ulama mendidik para santri  tentang agama Islam.

Bila telah selesai, para santri pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekelilingnya.

Contoh pesantren pada masa dahulu adalah pesantren yang dibangun oleh Sunan Ampel dekat Gresik, dan pesantren yang dibangun oleh Sunan Giri di Gresik.


Penyebaran Islam juga dilakukan melalui pertunjukan seni, seperti pertunjukan wayang kulit.

Disebutkan bahwa dalam cerita tutur bahwa Sunan Kalijaga adalah seorang dalang yang sangat mahir dan sangat disukai rakyat.

Beliau secara perlahan-lahan memasukan unsur-unsur agama Islam dalam cerita dan pertunjukan wayang sehingga akhirnya dapat menarik rakyat masuk agama Islam.



Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha.

Kerajaan-kerajaan tersebut kemudian mengalami kemunduran dn digantikan perannya oleh kerajaan-kerajaan Islam.

Pada masa Islam, konsep kerajaan berubah menjadi kesultanan. Dalam sistem kesultanan nilai-nilai Islam menjadi dasar dalam pengendalian kekuasaan.


Pada masa Hindu-Budha terjadi pembedaan yang tegas antar kelompok masyarakat, pembedaan ini disebut dengan sistem kasta.

Sistem ini membedakan masyarakat menjadi golongan Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Setelah Islam masuk, sistem kasta menjadi pudar karena ajaran Islam tidak menerapkan sistem kasta.

Meskipun demikian, pada masa Islam masih terdapat golongan kelompok masyarakat. Di Jawa misalnya seorang ulama diberi kelar Kyai, sebuah gelar yang menunjukkan ketinggian derajat pada struktur sosial di masyarakat.

Begitu pula dengan para penyebar agama Islam yang diberi gelar Sunan, gelar ini menunjukkan status sosial yang tinggi.


Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam.

Meskipun demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama Hindu, Buddha, atau kepercayaan terhadap roh halus. Hinga saat ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam.


Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia tidak serta merta menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada.

Kebudayaan Islam mengakomodasi kebudayaan yang sudah ada, tentunya dengan memodifikasi dan penyesuaian agar tetap sesuai dengan ajaran Islam.

Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada.



Kesultanan Samudera Pasai berdiri antra tahun 1270-1275 M. Letaknya di sebelah utara Perlak di daerah Lhoksumawe (sekarang pantai timur Aceh) dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Sultan yang pernah memerintah Samudera Pasai antara lain Sultan Malik as-Saleh, Sultan Malik at-Thahir, dan Sultan Mahmud Malik az-Zahir.


Kesultanan Aceh Darussalam didirikan pada tahun 1513 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah.

Berdasarkan berita Portugis, Kesultanan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah berhasil memasukan kerajaan Daya ke dalam kekuasaan Aceh Darussalam pada tahun 1520 M.

Kemudian Pedir dan Samudera Pasai ditaklukan pada tahun 1524 M. Kesultanan Aceh Darussalam menyerang kapal Portugis di bawah komandan Simao de Souza Galvao di Bandar Aceh.

Pada tahun 1529 M kerajaan Aceh mengadakan persiapan untuk menyerang Portugis di Malaka tetapi tidak jadi karena Sultan Ali Mughayat Syah Wafat pada tahun 1530 M.


Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.

Kesultanan ini didirikan sekitar abad ke-15 M oleh Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V, raja terakhir dari kerajaan Majapahit.

Awalnya Demak merupakan wilayah dari kerajaan Majapahit. Seiring dengan kemunduran Majapahit, Demak menjadi kawasan mandiri yang kemudian menjadi sebuah kesultanan.

Wilayah-wilayah di pantai utara Jawa yang sudah menganut Islam berada di bawah pengaruh Demak.

Pengaruh kesultanan Demak kemudian meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi.


Sebelum menjadi kesultanan, Banten sudah berkembang menjadi kota pelabuhan penting di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda.

Pada tahun 1526 M, Fatahilah dari kesultanan Demak berhasil merebut Banten dari kerajaan Sunda.

Perebutan kekuasaan ini terjadi disebabkan oleh adanya kerjasama politik ekonomi antara kerajaan Sunda dan Portugis.

Hal ini dianggap membahayakan kedudukan kesultanan Demak setelah kegagalan Adipati Yunus mengusir Portugis dari Malaka.

Fatahilah kemudian mendirikan benteng pertahanan yang bernama Surosowan yang kelak menjadi pusat pemerintahan kesultanan Banten.


Kesultanan Makassar merupakan kesultanan yang terletak di Sulawesi Selatan.

Kesultanan Makassar berawal dari kerajaan Gowa dan Kerajaan Talo. Kedua kerajaan ini kemudian bergabung menjadi satu di bawah pimpinan raja Gowa.

Adapun raja Tallo menjadi mangkubumi. Setelah menganut Islam, kerajaan tersebut menjadi Kesultanan Makassar.


Kesultanan Mataram merupakan kesultanan Islam yang didirikan oleh Sutawijaya pada tahun 1575 M.

Sutawijaya kemudian menjadi sultan Mataram yang pertama dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.

Sutawijaya digantikan oleh puteranya yang bernama Mas Jolang yang memerintah tahun 1601-1613 M.

Mas Jolang kemudian digantikan oleh puteranya Mas Rangsang yang memerintah tahun 1613-1645 M. Mas Rangsang terkenal dengan nama Sultan Agung.


Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Pada abad ke-15 para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam di Maluku.

Dari sini muncul empat kesultanan Islam, yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.

Pada saat kesultanan-kesultanan tersebut berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera.


Pada awal abad ke-16 di Kalimantan Selatan terdapat tiga kerajaan, yaitu Nagara Dipa, Nagara Daha, dan Banjar.

Raja kerajaan Banjar bernama Raden Samudra. Ketika negara Daha menyerang Kerajaan Banjar, Raden Samudra meminta bantuan militer kepada Kesultanan Demak.

Raden Samudra berjanji jika Kesultanan Demak membantu berperang melawan Nagara Daha, ia bersama seluruh rakyatnya akan masuk Islam.



Masjid merupakan tempat ibadah orang-orang Islam.

Masjid yang merupakan peninggalan masa Islam di Indonesia contohnya adalah masjid Demak, Masjid Ampel Surabaya, dan Masjid Banten.


Keraton adalah tempat kediaman raja atau istana raja. Di tempat ini seorang raja mengendalikan pemerintahan kerajaanya.

Dengan demikian, keraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja. Keraton yang termasuk peninggalan masa Islam antara lain: Keraton Surakarya, Keraton Yogyakarta, Keraton Cirebon, dan Istana Maimun di Sumatera Utara.


Makam kuno peninggalan masa Islam umumnya terdiri atas jirat (kijing), nisan, dan cungkup.

Jirat adalah bangunan yang terbuat dari batu atau tembok yang berbentuk persegi panjang.

Nisan adalah tonggak pendek yang terbuat dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah sebagai tanda kuburan.

Cungkup adalah bangunan mirip rumah yang berada di atas jirat.

Contoh makam kuno bercorak Islam, yaitu makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik, makam Sultan Malik as-Saleh di Pasai Aceh, dan makam sultan-sultan Mataran di Imogiri. 


Berdasarkan corak dan isinya karya sastra peninggalam masa Islam di Indonesia ada beberapa jenis, yaitu beruba babad, hikayat, suluk, dan syair.

1. Babad
Babad adalah karya sastra berupa cerita berlatar sejarah. Karya ini biasanya berupa cerita semata daripada uraian sejarah yang disertai bukti-bukti dan fakta. Contoh Babad Cirebon, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.

2. Hikayat
Hikayat adalah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang sengaja dibuat sebagai pelipur lara atau pembangkit semangat. Contoh Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Raja-Raja Pasai.

3. Suluk
Suluk adalah kitab-kitab yang berisi masalah gaib, ramalan tentang hari baik atau buruk, dan makna atau simbol tertentu yang dihadapi manusia. Suluk-suluk tersebut merupakan bagian dari ajaran tasawuf. Suluk merupakan karya sastra tertua peninggalan kesultanan Islam di Indonesia. Contoh Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan Suluk Sukarsa.

4. Syair
Syair adalah puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contohnya Syair Perahu dan Syair Burung Pingai karya Hamzah Fansuri.


Salah satu  peninggalan dari masa Islam adalah tari seudati atau tari saman dari Aceh. Tarian ini dilakukan dengan iringan nyanyian yang sebenarnya adalah salawat atau pujian kepada Nabi.


Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten. Dalam kesenian ini pemain menusukan benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka.


Sekaten merupakan upayaca peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw yang diadakan setiap Rabiul Awwal tahun Hijriah di Alun-Alun Surakarta dan Yogyakarta.


Kaligrafi adalah menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik dengan menggunakan huruf arab.

Dalam dunia Islam, kaligrafi terdiri atas petikan ayat-ayat suci Al Qur'an. Bentuknya beraneka macam, dari yang sederhana, berbentuk tulisan mendatar, sampai bentuk yang rumit seperti sebuah lingkaran, segitiga atau membentuk suatu bangunan tertentu seperti masjid.






Sumber https://geograpik.blogspot.com/2020/03/aktivitas-manusia-dalam-memenuhi.html

Komentar